The Hunger Games

Saya punya banyak draft buku yang harus dibaca. Salah satunya adalah novel Sepotong Diam bang Syaiha. Ada buku hard cover Sirah Nabawiyah. Ada juga 2 buku traveler mbak Desy Lastatie dan kawan-kawan.

Dari sekian banyak buku hard file. Banyak juga buku soft file di handphone maupun laptop. Diantaranya ada ebook Dan Brown. Serial Harry Potter lengkap, serial Twilight Saga lengkap, novelnya Dee Supernova, The Hunger Games Trilogy, Soup Chiken atau apalah itu. Banyaaak sekali sampai saya bingung mau baca yang mana dulu.

Dari sekian banyak antrean, kebetulan saya sudah mulai membaca The Hunger Games dari pemberian salah satu teman ODOP. Karena berada di handphone dan bisa dibuka kapan saja tanpa menenteng buku. Jadilah saya akan mencoba membeberkan pendapat saya mengenai 3 novel tebal itu.

Menceritakan sebuah 'penindasan' karena kekalahan perang di masa depan. Setting tempatnya berada di masa depan karena lembah Amerika sudah menjadi masalalu dalam novel tersebut. Berbekal kecanggihan yang teramat rumit. Capitol berdiri gagah dengan segala bentuk keanehan. Mulai dari pola hidup, orang-orangnya, fasilitasnya, penindasannya. Sampai-sampai saya berfikir orang-orang ini sudah tidak lagi memiliki kepekaan rasa. Datar, makan, minum, menonton hiburan,  berpesta, berdandan, dan segala sesuatu.

Tersebutlah Katniss Everdeen yang memilih menggantikan adiknya sebagai peserta terpilih dalam acara tahunan Hunger Games, berasal dari distrik 12.

Dari sudut pandang saya, Katniss memiliki kepribadian 'bingung'. Dia seringkali bingung menghadapi dirinya sendiri, plin plan, terkadang tegas dan tak tahu aturan. Gadis yang sejak kecil sudah dilukai perjuangan, kehilangan, dan tanpa perlindungan. Namun tekad kuatnya dan 'kebodohannya' mengantarkannya menjadi ikon termasyhur sebagai pemberontak  bagi Capitol.

Saking bencinya Presiden Capitol kepada Katniss yang memenangkan pertarungan Hunger Games bersama rekan distriknya, Peeta. Juga sebagai kekasih 'frame', kekasih yang dipasangkan dalam Hunger Games. Presiden Snow membuat quartel quel, peringatan Hunger Games setiap 25 tahun sekali dengan para peserta dari pemenang yang masih hidup.

Masuklah Katniss dan Peeta mengulang Hunger Games sebagai sepasang kekasih.

Menurut saya, Katniss sudah sejak lama jatuh cinta kepada anak lelaki ini, Peeta. Bukan semata-mata karena hutang yang ia tanggung disebabkan Peeta menyelamatkan hidupnya dengan roti gosong di masa lalu.

Akan tetapi ketika memikirkannya, Katniss selalu teringat Gale. Teman seperjuangan dalam berburu. Ia selalu berusaha memilah hubungan apa yang terjadi antara dia dan Gale. Di sisi lain Katniss tidak ingin kehilangan keduanya.

Dalam pertarungam Hunger Games Quarter Quel, Peeta melindungi Katniss agar tetap hidup. Di sisi lain Katniss pun ngotot ingin melindungi Peeta agar bisa pulang kembali ke distrik. Katnis berfikir kalau Peeta tidak selamat, ia tidak berguna hidup.

Katniss tidak mengetahui adanya kesepakatan pemberontakan terhadap Capitol di belakangnya. Ia terlalu (tampil) bahagia sebagai pasangan Peeta dengan jabang bayi di perutnya. Banyak kebohongan yang melibatkannya dan Peeta, tapi tidak sebanyak yang Peeta tahu.

Membaca trilogy ini sangat melelahkan. Ketiga buku yang berkesinambungan. Semakin seru karena bayangan sosok Katniss dan Peeta maupun Gale telah di visualisasikan dalam film. Terlebih, penulisnnya memberikan kalimat yang begitu detil bahkan tentang rambut Katniss, atau busananya.

Cukul melelahkan namun terbayar sudah di akhir cerita. Saya begitu lega mengetahui sudut pandang Katniss di akhir cerita.

Peeta dengan segala kelembutannya, pandai mengucapkan kalimat yang membuat seluruh perhatian tertuju padanya. Mata biru yang sejuk dan tatapan mata penuh kasih, hati yang pengertian. Tangan yang piawai menghias roti.

Sementara Gale, si mata abu-abu yang hidup dengan tambang batu bara. Penuh kebekuan dan sangat membara. Pandai berburu dan menebak mangsa.

Lelaki seperti apa yang dibutuhkan Katniss? Sementara ia adalah perempuan yang penuh bara, tidak tahu aturan dan pemberontak.

Baca sequel trilogy The Hunger Games. Saya benar-benar suka dengan penampakan visual burung mockingjay, si penyanyi.

Salut.

Share this:

JOIN CONVERSATION

1 komentar: