Jika Esok Lupa Datang

Dear Malam,

Sudah terlampau gelap ya, untuk sekedar meraba corak bayangnya. Sudah terlampau hening ya, untuk sekedar menyesap hikmad merinduinya. Sudah terlampau kabur ya, untuk sekedar menerawang letak hatinya.

Dear Malam,
Sudah teramat dingin ya, untuk sejenak saja menyelami pasir di bawah reruntuhan gelombang pasang. Sudah teramat beku ya, untuk sejenak saja meneguk buliran cinta di sungai mengalir. Sudah terlampau badai ya, untuk sejenak saja menggapai hilir angin di kelambu-kelambu jendela.

Dear Malam,
Aku menanti pudarmu. Menunggu, menunggu, menunggu. Menghitung detik lalu detik lagi berderap, tanpa mampu terlelap, sementara engkau tetap gelap-senyap.

Dear Malam,
Aku menanti pudarmu. Menunggu, menunggu, menunggu. Sudah kutitipkan salam padanya sejak lama. Sejak ia mulai berisik di dedaunan, bilang akan sejenak menghilang.

Dear Malam,
Aku menanti pudarmu. Tik tok tik tok berlalu, lama seperti merajut pelana.

Dear Malam,
Aku menanti pudarmu. Sudah kubilang padanya untuk bersegera kembali. Kubilang berkali-kali, menggema di sumur-sumur dengan sisa wedhi.

Dear Malam,
Aku menanti pudarmu, Kabulkanlah. Aku hanya memintanya datang, berharap ia tidak lupa. Meski mimpi-mimpi menggenggam, membisikkan pertanyaan.

Bagaimana jika, akhirnya esok lupa datang?

Bandungan, 19 Maret 2016

###
Sumber gambar : google.sunrise

Share this:

JOIN CONVERSATION

2 komentar:

  1. dear malam,
    hujan kali ini sesuatu ya...syahdunya

    BalasHapus
  2. Dear Malam,
    Hujan..
    Dingin..
    Bobok Cantik, yuk..:)

    BalasHapus