Tabrakan

Tabrakan, beberapa hari yang lalu saya melihat tabrakan. Bukan tabrakan yang sebenarnya. Tabrakan ini adalah sebuah tulisan di salah satu soal buku aqidah akhlak kelas 2 untuk MI. Begitu melihat tulisan itu, cling, otak saja langsung berimajinasi dan mencatat draft. Sepertinya bagus untuk di dijadikan bahan tulisan.

Soal itu berbunyi seperti ini :
Benda di alam beredar dan berputar pada lintasannya, mereka tidak bertabrakan. Hal ini terjadi karena Allah bersifat . . .

Kemudian ada pilihan a b dan c yang tersedia.

Hari itu, beberapa hari yang lalu saat membaca tulisan itu kembali, sejenak saya tertegun.

Al muhaimin
Al quddus
Ash shamad

Itulah pilihan yang di tawarkan di buku, saya menimangnya. Bukan menimang jawabannya. Akan tetapi saya menimang hikmah dari balik pertanyaan itu. Dalam skala pengertian anak MI kelas 2, jawaban yang tepat dari soal tersebut adalah Al Muhaiminu, yang berarti Allah Maha Memelihara.

Disinilah, saya pribadi sering tidak sadar, lalai dan bahkan tindakan saya terasa melupakan 1 sifat Allah ini, yang Maha Memelihara.

Kembali kepada soal di atas, tentang benda di alam beredar dan berputar sesuai lintasannya.

Seluruh dunia tahu bahwa benda langit yang dimaksud, planet, bintang gemintang itu beredar pada lintasannya. Karena Allah maha memelihara.

Kemudian saya jadi bertanya-tanya. Apakah Allah memelihara benda-benda ini agar mereka beredar pada lintasannya. Atau Allah memelihara benda-benda ini karena mereka beredar pada lintasannya.

2 pertanyaan ini mungkin aneh, konyol dan kolot. Tapi bagi saya, ini adalah 2 sisi pencerahan.

Mari kita ibaratkan benda-benda ini bisa jadi adalah kita, manusia.

1. Allah memelihara benda-benda ini agar mereka beredar pada lintasannya. Jadi, kita hidup di dunia ini secara garis besar Allah memelihara kita agar beredar pada lintasan yang Allah berikan (syariat, thariqat dan hakikatnya. Peraturan-peraturan islam dan nilai moral al Quran dan hadis). Sekali dua bahwasanya kita keluar dari lintasan Allah, maka bagaimanapun caranya kita harus tetap kembali. Sebelum teriakan ronta hati nurani membuat kita tuli dan tak peduli. Allah sudah menetapkan lintasan kita.

2. Allah memelihara benda-benda ini karena mereka beredar pada lintasannya. Tahu? Tentang salah satu kalimat yang berbunyi bahwa Allah akan memelihara manusia yang memelihara agamanya. Ketika kita berjalan pada lintasan yang Allah tetapkan, Allah akan menjaga kita, mencukupi kita. Mencukupi disini secara dhahir dan bathin. Allah melapangkan hati dengan sabar dan Meluaskan raga dengan syukur.

Kedua pertanyaan saya ini kemudian menjadi pengertian timbal balik. Antara takdir dan usaha.

Katakanlah sebuah skema pohon bercabang. Allah memberi kita lintasan dan menjaga kita, ada 2 cabang sebagai respon dari pohon tersebut :

Cabang 1 : Kalau kita mau berjalan pada lintasannya, maka Allah menjaga kita.

Cabang 2 : Kalau kita tidak mau berjalan di lintasannya, Allah akan mengembalikan kita pada lintasan (menjaga-red). Atau timbul cabang lain, Allah membiarkan kita.

Mungkin tulisan ini akan jadi panjang jika diteruskan oleh yang lebih ahli, atau saya sendiri sangat butuh kritikan agar tidak melenceng dari makna yang sebenarnya.

Terimakasih sudah membaca, jika berkenan memberikan masukannya.

Sumber gambar : https://www.google.co.id/search?q=al+muhaimin

Share this:

JOIN CONVERSATION

3 komentar:

  1. terimaksih penecerahannya mba :)

    BalasHapus
  2. Sbuah filosofi yang dalam. Mngingatkan saya bahwa sgala ssuatu di bumi dn di langit trmasuk planet-planet adalah ayat-ayat qauniyah-Nya. Inspire! :)

    BalasHapus
  3. Sbuah filosofi yang dalam. Mngingatkan saya bahwa sgala ssuatu di bumi dn di langit trmasuk planet-planet adalah ayat-ayat qauniyah-Nya. Inspire! :)

    BalasHapus