Jalan Panjang

Hidup ini adalah perjalanan panjang. Bagaimana tidak? Kehidupan masa lampau yang tidak kita alami bahkan telah diketahui dalam ukiran sejarah. Kehidupan masa depan yang belum pernah kita kunjungipun telah terlukis jelas arahnya.

Hidup ini adalah perjalanan panjang. Kita memiliki dua kaki, kemana ia  melangkah terserah kita. Kita memiliki dua tangan, apa yang kita petik dan kita tanam tergantung kita. Kita memiliki mata, apa yang kita pandang sebagai tujuan maupun kita sesali sebagai pelajaran adalah pilihan kita. Kita memiliki sebongkah hati, apa yang kita cintai dan apa yang kita benci kitalah yang memilihnya.

Hidup ini perjalanan panjang. Kemana kaki akan mampir sepanjang waktu yang kita miliki. Kemana tangan kita akan berkebun sepanjang hari yang bisa kita nikmati. Kemana kita bisa memandang keseluruhan karunia alam. Kemana kita bisa merasakan apa yang tengah berlaku dalam hidup kita.

Pada akhirnya, hidup yang adalah perjalanan panjang ini. Seseorang telah menunggu kita, diujung jalan sana. Ia sendiri, kita sendiri. Ia tidak berekspresi dengan apa yang kita bawa. Ia tidak peduli dengan jalan yang pernah kita tapaki. Ia tidak mau tahu dengan cerita yang pernah kita nikmati. Ia tidak pernah hirau akan hati yang pernah kita cintai. Ia tidak tertarik dengan hadiah yang kita persiapkan. Ia tak peduli, ia hanya menunggu hingga kita sampai pada waktu yang tepat. Ia adalah, Mati.

Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara

Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua
Pertanyaan

Bila nafas akhir berhenti sudah
Jatung hatipun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara

Mati tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri

#OneDayInePost
#HariKetigabelas

Share this:

JOIN CONVERSATION

2 komentar: