Bubuk kopi

Tiga tahun setelah pertemuan tak sengaja malam itu. Tata hampir menyelesaikan kuliah S1 nya, menunggu waktu kosong untuk wisuda. Ia kesana kemari mengajukan beasiswa. Kelulusan dengan indeks prestasi tinggi membuatnya mudah menemukan peluang. Tata sengaja mengajukan proposal ke beberapa Universitas agar bisa dijadikan pertimbangan. Ia merasa sedikit sombong dengan kemampuannya. Terlebih Tata memiliki nilai plus ketika berbicara di forum secara resmi, meski tidak ketika berbicara sehari-hari.

Tidak mengerti sejak kapan cinta itu hadir, wangi seperti uap kopi. Suatu sore dengan segelas kopi hangat buatan sendiri. Tata duduk tenang di halaman kamar kostnya, hanya ada ia sendiri. Tata duduk disana menunggu Danu, Danu bilang ia akan mampir.

"Aku akan menikah, hadir ya?", tangan Danu mengulurkan sebuah undangan berwarna merah bata bergradasi dengan warna hitam. Pekat namun mewah. Tata tidak terkejut, ia menerimanya dengan tersenyum. Mengangguk? Memangnya bisa apa selain itu?

Seperti kopi yang bisa menghilangkan bau, aku berharap cinta ini bisa menguap. Seperti pudarnya uap kopi di udara, tak seorangpun menyadari. Tapi bagaimana? Kamu adalah endapannya, si bubuk kopi, asal muasal semua aroma ini.

Tata hanya memandang, Danu berdiri di pelaminan dengan senyum hangatnya, sepasang cangkir porcelain berwarna putih Tata letakkan di tempat kado.

Sepasang cangkir itu, sebuah mimpi. Andaikata kita bisa minum kopi bersama, bukan hanya aku yang meneguknya dibalik jendela. Mengantar langkahmu pergi, lagi.

#OneDayOnePost
#HariKeduabelas

Share this:

JOIN CONVERSATION

10 komentar:

  1. Hadeuh...kebat-kebit atiningsun.

    BalasHapus
  2. Bagaimana cerita selanjutnya? Ada yg mw ngasih ide? Hehehe

    BalasHapus
  3. Buat tokoh baru pengganti Danu mbak Rin :D

    BalasHapus
  4. Pas banget, membaca ini lagi menikmati secangkir kopi.. Tapi kopi instan, jadi nggak ada endapannya.. Hilang tanpa bekas.

    BalasHapus
  5. Waaa, kayanya bisa jadi ide nih, antara kopi bubuk asli dan kopi instant. Wkwkwkwk

    BalasHapus
  6. Ide mba nur anisa, di catat. Yuhuu

    BalasHapus
  7. Yuhuu bangett dah mbak Rina....

    BalasHapus
  8. Yuhuu bangett dah mbak Rina....

    BalasHapus
  9. Bagus banget mbk :-)

    BalasHapus