Rembulan

Menghilang
Hanya tertutup langit, tiada sirna benar
Ialah cinta yang kabur sebab mendung
Ialah rindu yang tak tampak sebab bias mentari terik
Kupikir menghilang
Hanya saja ia masih bertakhta
Sebab kiamatnya belum tiba
Masih menggulir hari, terkadang tanpa dipandang
Masih tetap berada, terkadang tiada dipeduli, bahkan dinanti
Jangankan sirna
Ia justeru berbinar ketika malam gelap tiba,
atau tersenyum malu-malu
Seketika sepasang dua mata menegok dari balik jendela

Kupikir menghilang
Tetapi ia bergulir dari malam ke malam
Tetapi ia tanpa pamit menghilang pada tiap tiap pagi
Lalu kupikir menghilang, lagi

Sekali dua tersadar perginya
Lebih banyak limbung tanpa nampak binarnya, mulai ragu
Kupikir menghilang, lagi

Nyata ia tetap berada
Dirusuh hujan dan terik, mengaburkannya
Ingatkan lagi padaku,
engkau tiada seperti kunyana
Kupikir menghilang, berkali-kali

Engkau berada, nyata
Si rembulan
Sebuah selaksa, aku mengandai rasa
Bahwasanya engkau menjelma
Satu ayat dari makna cinta

Bandungan, 28 okt 2016
11.24, mendung

#
Pict by google

Share this:

JOIN CONVERSATION

6 komentar: