Perjalanan Hijab

Bismillahirrohmanirrohiim

Pada saat saya sekolah setingkat SD, saya sekolah di satuan pendidikan islam yaitu MI.
Meski notabenenya MI, akan tetapi para siswanya masih berpakaian seperti seragam SD. Baju lengan pendek dan bawahan pendek diatas lutut.

Pada waktu itu, hanya para guru perempuan kami yang sudah berpakaian tertutup lengkap.
Sejauh yang bisa saya ingat, peraturan baru diterapkan ketika saya kelas 4 MI. bahwasanya anak-anak putra harus memakai celana di bawah lutut, begitu juga dengan anak-anak putri diharuskan memakai rok di bawah lutut. Dalam perkembangannya, para orang tua yang membelikan seragam baru, akhirnya membuatkan seragam rok panjang hingga mata kaki.

Semakin ramai para siswa perempuan yang memakai rok panjang dengan baju lengan pendek. Ketika saya duduk di kelas VI, kami semua sudah mengenakan baju lengan panjang bahkan berkerudung. 

Jika dilihat dari perkembangan berbusana anak sekolah. Bisa diukur bahwa peningkatannya lumayan cepat. Hanya dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun, sekolah saya sudah bisa menyetarakan antara pendidikan teori dan praktek dalam menutup aurat. 

Anak-anak SD pada masa sekolah saya, meski sudah mencicipi mulai mencicipi beragam kemajuan teknologi komunikasi, masih bisa dikatakan anak JADUL. Apalagi anak kampung semacam kami. yang mana pada waktu itu belum banyak rumah-rumah memiliki televisi. Jangankan parabola, antena televisi kami masih diputar-putar secara manual dan sinyalnya terkadang hilang muncul.

Kembali ke topik perkembangan hijab di sekolah-sekolah.

Saat masih SD, anak-anak lebih mudah diatur dan diarahkan. Usianya, ajaran orang tuanya, dan lingkungannya masih sangat mendukung seorang anak untuk mengenakan pakaian tertutup. Dalam hal ini, saat berada di sekolah. 

Ketika anak-anak pulang kerumah, sebagian dari mereka akan melepas kerudungnya dan mengenakan pakaian santai berlengan pendek, rok pendek, celana pendek.

Nah, di usia inilah anak-anak harus diberi pengertian mengenai hukum berhijab bagi anak muslimah ketika ia sudah menginjak masa baligh. Untuk apa? untuk bersiap-siap melaksanakan kewajiban berhijab. 

Ketika usia SMP, tantangan bagi orang tua dan anak itu sendiri semakin banyak. Selain zaman yang terus maju, kita juga diperkenalkan dengan teman-teman baru, lingkukang baru dan sudut pandang baru. DIsinilah tantangannya, apakah anak yang sudah berhijab sejak SD ini bisa mempertahankan hijabnya ketika memasuki SMP. Apakah ia tidak akan terbawa pergaulan yang bertolak belakang dengan yang sudah ia jalani? atau dia akan menjadi panutan bagi teman-temannya dalam berhijab.

Di zaman ini, kehidupan remaja semakin kompleks, Maka, kita semua hendaknya menjadi pendukung bagi generasi kita. bila bukan kita yang menguatkan langkah mereka? memangnya orang lain peduli dengan masyhurnya islam di muka bumi?

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar