OPALO # 2
Teroentoek, iboe Srie Soedjiati
Iboe, kami memohon maaf dengan sangat apabila merepotkan anda sekeloearga.
*
Tunggu sebentar, aku tidak yakin aku bisa mengulangnya dengan benar menggunakan ejaan lama persis seperti teks aslinya. Maka kupermudah saja menulisnya agar cepat dimengerti.
*
Kami adalah sebuah keluarga kecil yang terjebak keadaan. Tidak ada yang penting selain keselamatan Opalo bagi kami. Oleh karenanya, kami harus meninggalkan Opalo di tangan ibu.
Surat ini beserta segala isinya, kami titipkan kepada si pedagang daging langganan ibu delapan bulan setelah kami melarikan diri. Malam itu kami pergi ke Bogor, tinggal dua bulan dan berpindah lagi.
Ibu Sri Sujiati, anda tidak perlu khawatir mengenai biaya hidup dan sebagainya. Tapi saya mohon dengan sangat, biarkan Opalo hidup di Indonesia sementara ini sebagai saudara Gema dan Anita.
Kami memantau anda dan keluarga dari jauh, begitu juga dengan Opalo. Demi menjaga Opalo tetap hidup, kami mempercayakan Opalo kepada anda. Anda sudah melihat sendiri siapa orang-orang yang mencari kami. Mereka adalah utusan negara. Kami bersyukur mereka tak mengetahui bahwasanya kami memiliki Opalo. Untuk itu, tolong masukkan nama Opalo dalam kartu keluarga anda. Tanggal lahirnya adalah 2 Agustus 1996.
Saat ini krisis ekonomi sudah mereda, meski kita tidak tahu jika itu mungkin bisa terjadi lagi. Kami menitipkan sejumlah uang di Bank BRI. Buku dengan nama Opalo, mohon gunakan untuk kebutuhan Opalo. Buku dengan nama Anita, silahkan ibu gunakan untuk keperluan anda sekeluarga.
Tolong asuh anak kami, jika kami memiliki lebih banyak, kami akan mengirimkan lebih banyak. Akan tetapi ketulusan ibu sekeluarga dengan terpaksa dititipi Opalo tidak akan bisa dibayar dengan apapun.
Opalo adalah seorang anak penderita sakit mata. Setiap enam bulan Opalo membutuhkan perawatan untuk matanya. Tolong bawa Opalo kepada dokter mata di Rumah Sakit Unisula. Tidak ada dokter lain yang bisa menangani Opalo selain dia. Meski kami jauh dari anda, kami yang akan mengirimkan langsung biaya pengobatan Opalo kepada dokter. Anda bisa datang hari Minggu jam 10 pagi bulan Januari dan Juli, dokter hanya akan melayani anda dan Opalo. Jika surat ini sudah sampai, tolong segera anda bawa Opalo ke dokter, pada hari Minggu. Karena ia sudah lama tidak bertemu dokter.
Beribu terimakasih kami ucapkan, ibu Sri. Jika waktu memungkinkan, kami akan segera memberi kabar.
Salam.
***
Hari itu, hari ibu menerima surat dari orang tua Opalo adalah hari Minggu. Akan tetapi karena terlalu bingungnya, Ibu tidak menyadari bahwa ia bisa saja membawa Opalo ke dokter hari itu juga.
Ketika sore hari ayahku pulang dari berdagang, ibu menceritakan mengenai Opalo kepada ayah.
Awalnya ayah ketakutan, mengusulkan bagaimana kalau Opalo diberikan ke panti asuhan saja. Ibu lebih mengkhawatirkan keselamatan Opalo, bisa jadi suatu hari dia diadopsi oleh orang yang tidak tepat.
Akhirnya, ayah menyetujui untuk merawat Opalo.
Sejak ditinggalkan di rumah kami pada malam kejadian (malam perginya orang tua Opalo), Opalo memang sudah dibawa pindah oleh ibu ke rumah, tidak lagi di kamar kost.
Opalo tumbuh besar menjadi kakak keduaku. Namanya tertulis di Kartu Keluarga sebagai anak kandung. Kami menjadi tiga bersaudara. Gema, Opalo dan Anita.
Aku, dulu berfikir kenapa kami berbeda. Ia sangat cantik meski ia saudaraku. Kulitku sama cokelat dengannya, bedanya kulitku tidak mengilap.
Ketika Opalo berusia delapan belas tahun. Ibu menceritakan semua kejadian masa lalunya. Berikut aku dan Gema yang mendengarkan. Gema sudah dewasa ketika itu, usianya sudah dua puluh empat. Meski lupa-lupa-ingat, Gema mengalami depresi selama setahun ketika rumah kami terus diawasi.
Opalo awalnya tidak percaya. Ia menuduh ibu tidak menyayanginya seperti menyayangiku dan Gema. Lambat laun ia mengerti. Opalo meminta pindah kamar. Awalnya ia sekamar denganku, sebagai saudara perempuan. Lalu ia tinggal di kamar kost yang di sewa orang tuanya.
Ibu memang tidak menyewakan kamar itu pada siapapun seperti pesan orang tua Opalo. Namun Ibu tetap merawat isinya. Di kamar itu, banyak sekali benda yang ditinggalkan. Malahan, ibu mengatakan mereka pergi tanpa membawa apa-apa selain satu tas buku dan kertas. Lalu satu tas lainnya, kemungkinan pakaian.
Setelah malam kejadian, orang tua Opalo belum pernah menampakkan diri. Dua kali mereka mengirim surat. Ketika ulang tahun Opalo yang ke sepuluh, dan yang ke lima belas.
Akan kuceritakan tentang dua surat itu nanti.
Jangan lama2, aku menanti..
BalasHapusWaaahhh...aku juga menanti mbak...😊😆
BalasHapusBanyak istilah baru buatku di sini, trima kasih ilmunya kak Rina..
BalasHapusTran Sitampan.com