Sederhana

Pada petang yang perlahan meluruhkan jingga
Sederhana, suaramu adalah penawarnya
Tidak ada musim yang perduli
Selagi engkau terbenam dalam cerita, padaku

Iya kulihat bayang-bayang hitam ketika ia bergerak mendekat
Mereka menakuti akan gelap
Dari balik pepohonan dan gunung-gunung
Iya aku melihat layar mulai diturunkan
Lalu mereka memanggil angin, melambai-lambai
Kecipak ombak yang tiada henti berisik
Tiada malu-malu berbisik
Menggoda pasir-pasir, mempermainkan mereka

Kisah-kisah lumrah, berganti setiap hari, berubah setiap waktu, dihapus ombak-ombak beradu
Dan akhirnya tetap begitu
Bergulir sambil melupakan waktu
Diperhatikan oleh langit-langit  yang berwarna seperti rendaman teh dalam gelas bening
Diaduk sendok-sendok

Manusia-manusia lelaki bertelanjang dada
Melompat pada perahu, mengibarkan jala
Mendenyutkan nadi-nadi di pergelangan tangan
Senja terbiasa menyapa pria-pria dari tepian laut
Yang legam dikibas sisa cahaya mentari
Malam yang dingin tak pernah membekukan mereka

Jika aku berdiri disini
Menyaksikan langit yang luruh menjingga
Sementara awan-awan jenuh menghitung ranting patah hanyut dari hulu
Seperti hitungan harap-harap sepanjang ingatanku
Di antara pasir hitam berbau amis, yang berasal dari bebatuan tergendam
Bahwasanya aku mengirim surat rindu di permukaan pantai
Lalu ia sirna dibawa buih, hanyut untuk dikirim pada langit
Menceritakan kembali gelak tawa
Dan suaramu yang sederhana

Biarkan langit bosan membaca puisi
Padahal mereka yang paling agung, mencipta kata
Sementara lagu-laguku hanya beberapa bait syair sederhana
Tidak punya nyali, sihir, atau mantra
Tanpa pengagum, tanpa pelantun

Sayang, kenapa kau tak pulang?
Sudah jatuh cintakah kau pada warna-warni batu karang
Tidakkah kau bosan? Tenggelam dalam
Kita harusnya disini, permukaan pasir hangat, duduk mendengarkan kepak kelelawar setiap sore, lalu mengukir rencana-rencana sederhana
Sesederhana suaramu, yang selalu abai pada jingga yang meluruh, pada hamparan pandangan kita

Jawatengah, 17 Jan 2016

#teruntuk kekasihku yang tenggelam di peluk laut dalam perjalanan pulang

####
Pict by : Rina Andriana

Share this:

JOIN CONVERSATION

4 komentar: