Ketika Telah Menjadi Kenangan
Kenakalan remaja di SMA tidak membuat beliau kapok terus mengawasi siswa-siswanya. Senakal-nakalnya aku, aku tidak suka terlambat berangkat sekolah. Atau kalau dipikir-pikir mending bolos saja.
Guru favorit tidak selalu disukai karena beliau baik hati, suka menolong, perhatian atau sering bawain jajan, dijadikan tempat curhat atau bagaimana. Ketika SMA, beliau memang tidak favorit. Tapi kalau diingat kembali, banyak kejadian lucu, aneh dan mengesanlan karena beliau.
Aku terlambat sekolah sekali, beliau memiting telingaku hingga ke kelas. Suatu kali saat aku hendak bolos dengan teman sebangku, yang ada kami malah dikejar-kejar sama beliau, lalu gagal bolos.
Menurut beliau, aku tidak cocok berada di kelas jurusan IPA. Karena memang nyatanya aku tidak connect dengan mata pelajaran IPA selain biologi. Kalau pelajaran biologi, nilaiku paling rendah 70, sangat lumayan, bukan bermaksud sombong. Tapi ketika pelajaran matematika dan kimia, nilai 70 sangat jauh untuk ku gapai. Seolah-olah mereka berada di luar angkasa.
Maka beliau, si bapak yang suka mengejar anak-anak agar gagal bolos ini, menjulukiku dengan sebutan professor konyol. Kurasa hanya beliau yang mengerti isi hatiku bahwa aku merasa tersesat di kelas IPA. Bahkan, pernah beberapa kali aku dan temanku yang merasa sama-sama tersesat menemui kepala sekolah agar memindahkan kami ke kelas IPS, dan tidak diijinkan. Saat kami kabur masuk kelas IPS agar bisa pindah dengan paksa, beliau pula yang menggiring kami kembali ke kandang IPA, bahkan menghalangi pintu kelas IPS agar kami tidak masuk.
Beliau sangat disiplin kepada siswa, menunggui kami di depan kantor dan siap sedia menghukum kalau kami telat. Bahkan beliau terkadang melakukan razia ke warung-warung saat kami bolos setelah istirahat.
Beliau tidak tampak baik hati ketika itu, tapi sungguh ternyata beliau paling banyak mengeluarkan tenaga untuk kejar-kejaran dengan kami demi kami masuk kelas. Beliau yang paling peduli dan menjaga agar kami tidak bolos. Beliau yang paling peduli agar kami disiplin dari hukuman-hukuman yang sama sekali tak membuat kapok, terutama anak laki-laki.
Dan aku sampai saat ini masih ingat bagaimana beliau menjitak keplaku setiap berpapasan di manapun sambil mengucapkan "professor konyol". Tak kusangka, kukira hidupku lurus-lurus saja, ternyata sebutan itu pernah begitu melekat dalam diriku. Sebutan betapa bodohnya aku sebagai siswanya, namun beliau tetap memanggilku professor. Kurasa professor itu untuk menyemangatiku.
Terimakasih bapak, bapak adalah kenangan paling lucu semasa SMA. Bapak adalah orang paling perhatian meski tak pernah bisa diajak curhat.
Beliau adalah bapak Sulaiman.
###
Secuil kisah masa SMA dengan guru favorit, dulu aku tidak memfavoritkan beliau, tapi menjadi murid beliau sungguh berkesan.
Entah kenapa penantang menginginkan foto saya, bukan foto beliau. Jadi, baiklah kita uplpad fpto dari koleksi pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar