Calon Istri

Beberapa paragraf yang akan tertulis dibawah adalah berkat reading-reading dari wall facebook. Facebook memang cukup cepat sebagai media penyalur informasi. Dengan mengikuti satu dua atau lebih pusat pusat pemberitaan termasyhur. Kita bisa mendapat update berita kapan saja. Dengan menjadi follower pemuka agama, motivator, kita bisa mendapatkan hikmah-hikmah dan pencerahan tanpa kenal waktu.

Lalu bagaimana dengan blogger? Saya berharap saya juga bisa memberikan satu dua kemanfaatan kepada orang lain melalui cerita-cerita nyata maupun fiksi. Atau setidaknya menghibur melalui puisi absurd.

Itu adalah bagian besarnya. Bagian inti dari tulisan ini sama sekali tidak melenceng dari judul yang telah saya tulis. Calon istri, ya benar. Calon istri.

Saya tergelitik dengan repost share seorang teman di facebook yang memuat sebuah video. Video dengan tema ta'aruf. Mencari jodoh dengan ta'aruf, bukan perjodohan.

Ditayangkan dalam video tersebut seorang pemuda didampingi kakak-beserta istrinya, melakukan taaruf dengan seorang gadis.

Pada pertemuan pertama dengan salah seorang gadis, pemuda ini menanyakan sebuah pertanyaan dan jawaban dari si gadis tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Ta'aruf hari pertama belum berhasil.

Ta'aruf berikutnya dengan gadis lain pun dilakukan setelah pemuda dan gadis sama-sama bertukar biodata melalui perantara si kakak pemuda. Mereka berdua dipertemukan. Si pemuda menanyakan pertanyaan yang sama dan ternyata jawaban si gadis lagi-lagi tidak sesuai yang diinginkannya. Taaruf kedua kali ini pun tidak berhasil, lagi-lagi.

Taaruf ketiga pun dilakukan. Dan jawaban dari si gadis tepat seperti yang di inginkan pemuda ini. Maka pemuda ini pun mengambil si gadis untuk dijadikan isterinya.

Jadi apa pertanyaannya? Si pemuda bertanya kepada para gadis dengan pertanyaan yang sama, yaitu : siapa manusia yang paling kamu cintai di dunia ini?. Itulah pertanyaannya. Gadis pertama menjawab bahwa yang paling ia cintai adah ibu dan ayahnya. Gadis kedua menjawab bahwa manusia itu tidak pasti karena cinta bisa naik dan turun, akan tetapi siap mencintai suaminya kelak. Jawaban gadis yang ketiga adalah Rasulullah SAW.
Rasa-rasanya saya ingin menjadi gadis ke empat dan mengatakan begini (hahaha) :

Tidakkah kau lihat di bumi ini bertebaran gadis-gadia cerdas yang belum bisa menyadari betul untuk mencintai Rasulnya. Tidakkah kau lihat di bumi ini bertebaran gadis-gadis potensial yang belum menemukan jalannya menuju Rasulullah. Tidakkah kau lihat perempuan-perempuan yang hijabnya belum sempurna, yang masih linglung dengan busananya, yang masih memamerkan kecantikannya, yang masih ingin terlihat sempurna di mata manusia tanpa mempertimbangkan keadaan imannya.

Lalu jika semua lelaki solih di bumi ini menghendaki perempuan yang sudah fasih kecintaannya terhadap Rasulullah, dimana nilai dakwahmu dalam sebuah pernikahan. Lalu kau akan membiarkan perempuan-perempuan yang belum sempurna ini terus berjalan tanpa memahami sebuah perasaan cinta kepada Rasulullah? Membiarkan yang rusak terus menyebarkan kerusakan dan mengambil yang sudah baik untuk dihindarkan dari kerusakan tanpa memperdulikan perbaikan-perbaikan di sekitarmu?

Pada kenyataannya semua manusia berharap sanding dengan jodoh yang sempurna, tanpa cacat. Lalu apakah kita tidak akan percaya bahwa misi dakwah di jaman ini akan memdapat perlindungan dari Allah?

Sesungguhnya para gadis ini rindu akan pemuda-pemuda yang bisa mengarahkan langkahnya. Lihatlah tingkah mereka yang tak seronok itu, sebuah cerita nyata bahwa mereka membutuhkan pengayoman, rindu akan keteduhan hati, pengarapan besar atas kalam-kalam Illahi.

Takutkah engkau wahai para pemuda yang mencintai shalat subuh di masjid? Untuk mengambil seorang gadis yang cintanya kepada Rasulullah masih 'cacat'. Bahwasanya mereka akan terlantar tanpa pembenaran jika salah satu diantara kalian tidak memberanikan diri untuk terjun, dalam misi dakwah yang sesungguhnya.

Imam seperti apa yang kalian damba duhai perempuan masa kini? Yang akan membiarkan kalian melenggak lenggok aduhai di hadapan kebanyakan manusia? Lalu kau merasa bangga?

Semoga Allah memberikan jodoh dengan kadar yang seimbang. Yang berani saling mendukung dan mengingatkan. Yang mahu menuntun kepada sebuah getar cinta kepada Rasulullah. Yang sedia menggandeng tangan mesra melalui segala taqwa, aamiin.

***
Sumber gambar : google

Share this:

JOIN CONVERSATION

1 komentar: