SMASH

Sabtu, 13 Pebruari 2016

Jadwal pelajaran hari ini adalah Matematika dan SBK (Seni Budaya & Keterampilan). Setelah menyelesaikan tugas Matematika, seperti biasa anak-anak kuberi lembaran kertas mewarnai. Setelah mereka asyik dengan pensil warna masing-masing, kutunggalkanlah mereka keluar kelas, hihihi.

Aku pergi mengantar lomba salah satu anak kelas 5, ia mewakili sekolah dalam lomba badminton. Karena lomba dilaksanakan di aula Kantor Kepala Desa, maka perwakilan harus diantar. Selain mengantar, aku juga dimintai tolong untuk mendampingi dikarenakan guru olahraga sekolahku mendampingi 3 siswa lain mewakili lomba sepak takraw di lokasi yang lebih jauh.

Maka dengan mengenakan seragam batik dan rok, berangkatlah aku mendampingi 1 siswi ini. Sementara 22 anakku masih asyik mewarnai di dalam kelas.

Sama sekali tidak berpengalaman dengan badminton. Aku hanya masuk aula, daftar ulang dan duduk berdampingan dengan Zain (siswi yang mewakili lomba). Beberapa pertandingan awal berjalan lancar. Merasa aneh sendiri karena kepalaku jadi geleng kanan geleng kiri berkelanjutan, mengikuti arah kok terbang. Wah, kok jadi ilfeel gini batinku. Ga, karena aulanya tidak terlalu besar sehingga penonton berbaris di samping lapangan dengan tangan bersedekap dan kepala geleng-geleng.

Ada beberapa hal yang mencuri perhatianku dan membuat otakku bertanya-tanya. Diantaranya adalah : ketika poin di raih, maka posisi untuk melanjutkan pertandingan ada aturannya (ternyata). Yaitu ketika poin genap, posisi peserta berada di kanan. Begitu pula sebaliknya ketika poin ganjil diperoleh maka posisi peserta di sebelah kiri. Kenapa begitu? Aku sendiri tidak tahu, mungkin itu aturannya. Hal berikutnya yang baru kuketahui : ternyata dalam badminton tidak ada waktu permainan. Yang diperebutkan disini hanya jumlah poin. Misalnya dalam babak penyisihan poin target adalah 30 poin, maka ketika dalah satu peserta sudah mendapatkan 30 poin permainan usai. Meskipun permainan baru berjalan 5 menit (tapi sepertinya ngga mungkin deh).

Nah itu dua diantaranya. Sebenarnya masih banyak lagi yang kutanyakan sendiri dalam benakku. Hanya saja tidak tahu bagaimana menyampaikannya. PLAK

Yah, begitulah kalau semasa sekolah dulu bermain badminton asal kepukul dan bisa bikin lawan terkecok. Tidak tahu ukuran lapangan bahkan perolehan poinnya. Ternyata sunggung tidak berpengalaman.

Foto-foto ketika Zain pemanasan sebelum lomba dimulai dan saat lomba baru dimulai. Ohya, namanya ZAIN RAMADHANI RASYIDIN, seperti nama laki-laki tapi dia anak gadis tulen. Cantik banget lagi. Memakai seragam olahraga kaos putih celana hijau dan berkerudung.

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar