Puisi Eternit Bocor

To : Je

Puisi Eternit Bocor

Eternit bocor
Gentingmu bolong-bolong
Dindingmu butuh dicor

Eternit bocor
Merembes dari genting-genting bolong
Gara-gara langit sungguhan bocor

Aduh, eternit bocor
Gara-gara kau filingku tekor
Memikirkan kata berakhiran or or

Hey, eternit bocor
Tak punya kuas, kau bukan kanvas
Gambarmu lugas di ulas-ulas

Hey, eternit bocor apa maksudmu?
Aku tak mengerti makna bekas resapan airmu
Mungkin disana ada wajah kekasihku?
Ah Ah
Mungkin otakku ikut bocor
Dinding hatiku butuh dicor
Perasaanku mulai eror eror
Gara-gara kau, eternit bocor!

Bandungan, 18 Februari 2016

Puisi aneh bin ajaib, bukan! Aneh bin nyleneh ini berasal dari sebuah percakapan nyeleneh juga. Karena aku mengalami susah tidur semalam, kemudian memandangi langit-langit kamar. Sebenarnya kegiatan itu (memandangi langit-langit kamar) adalah kegiatan yang terlampau sering aku lakukan meskipun tanpa sengaja. Bagaimana tidak, kalau mau tidur kan kepala mengarah ke langit-langit kamar terlebih dahulu sebelum hadap kanan.

Kebetulan sekali, malam tadi langit-langit kamar itu memberikan inspirasi yang muncul dari sebuah pertanyaan yang berbunyi (euh belibet banget) : ada apa di langit-langit kamar?

Jawabannya kurang lebih seperti ini :

Hal nyata yang ada disana adalah bekas lembab air hujan yang merembes karena genting bocor. Bekas itu sudah lama ada, selain sudah tuanya bangunan rumah ditambah beberapa kali bocor dan di rapatkan kembali (gentingnya).

Jadi begini, bekas lembab air hujan yang mengering di eternit itu adalah kenangan, #eh. Ngerti ngga? Wah payah kalo ngga ngerti. Jadi begini lhoh, dikutip dari kamus besar perimajinasian yang ditulis oleh  makhluk-makluk dalam kepalaku bahwasanya (xixixi) : katakanlah sebuah rumah itu adalah kehidupan kita. Suatu saat terkadang kita lupa merawatnya sehingga terjadi genting bocor. Menurut kebiasaan, segala sesuatu wajarnya akan masuk melalui pintu, mengetuk melalui jendela atau mengintip terlebih dahulu lewat ventilasi #gubrak.

Namun, terkadang kita tidak sadar hal-hal luar biasa justru datang dari keramik pecah yang akhirnya membuat lantai berlubang dan keluar cacing dari sana, idih. Atau ya itu tadi, genting bocor. Pernah mendengar tentang rezeki yang arahnya tidak disangka-sangka? Nah mungkin ia juga terjun dari langit dan membuat rumah kita banjir lewat genting bocor. Pernah mendengar tentang pencuri? Pencuri hati misalnya? Mereka jarang-jarang datang melalui pintu. Mereka biasanya terdeteksi dari balik jendela, atau tahu-tahu hati kita sudah dibawa lari dan kita tidak sadar kalau ada rongga di atas eternit kita. #duh apalagi nih.

Kembali ke laptop! Maaf, kembali ke genting bocor. Pastinya rembesan air itu mengering meninggalkan jejak di permukaan eternit yang berwarna terang, biasanya. Ia menjadi kenangan, bekas-bekas perjalanan, ingatan-ingatan rasa syukur, endapan-endapan kisah yang sudah berlalu. Benarkan? Udah bilang aja benar, heuheu.

Nah, iya kalau jejak cerita di eternit itu adalah jejak yang baik, indah untuk dikenang, membanggakan untuk diceritakan. Bagaimana kalau tidak? Mungkin kita akan mencopot eternit? Mencabuti paku-pakunya satu demi satu, tentu saja rasanya sakit (dari sudut pandang eternit itu sendiri). Atau jalan lain adalah menambal dengan eternit baru? Atau mengecatnya? Namun yang jelas jejak-jejak itu tetap ada disana, hanya tidak kelihatan saja sih.

Lalu, terkadang segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kita. Biarlah eternit menjadi eternit. Yang jelas, kalau ada genting bocor segera perbaiki, apalagi di musim hujan seperti ini. Jangan sampai rumahmu kebanjiran kenangan pahit dan kamu mati tenggelam dengan merana sekali, hihihi.
#hadeuh apa lagi ini.

Sudah ya, silahkan kalau punya filosofi sendiri mengenai eternit. Hihihi


Sebenarnya maksudnya, eternit yang kena bocoran genting bolong nih, hehehe


#OneDayOnePost
#FebruaryMembara_Day14

Sumber gambar : koleksi pribadi

Share this:

JOIN CONVERSATION

9 komentar:

  1. keren mbak, segitunya kalo jadi penulis apa aja diperhatiin hehehe, abis ngliat eternit yang bocor jangan lupa goyang ngbor + Goyang ngcor hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduuuh, nanti gempa bumi kalau saya ngebor n ngecor. Wkwkwk

      Hapus
  2. Like it! Akhirnya ketemu satu lagi makhluk se-spesies kayak aku. Kamulah makhluk Tuhann, yang tercipta yang paling unikk... #MalahNyanyi #Plakkk

    BalasHapus
  3. Coba buat puisi kontemporer mbak, lebih absurd lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum pernah kayanya, coba nanti deh. hahaha

      Hapus
  4. Mbak Rina...apa-apaan ini mbak? Hahhaha.kamu absurd banget...


    Terlebih absurdnya itu berpadu dengan tulisan berbahasa Arab lalu "terjemahkanlah kalimat di bawah ini" (lihat foto) . aduh makin absurd dah...

    BalasHapus
  5. Itu nulis puisinya pas anak2 ulangan bahasa arab. Dan saya mencoba bikin puisi. Eeeh gataunya kepotoh itu buku bahasa arabnya,

    Mohon dimaafkan. Xixixixi

    BalasHapus