Jangkrik Krik Krik Krik Krik

Sepulang kerja, kuletakkan tas dan sepatu di tempatnya. Kemudian meluncur menuju ruang makan. Disana ada ibu dengan 5 buah naga di meja. Ibu memotong buah naga menjadi dua bagian kemudian menyendoki daging buah dan melahapnya.

"Bu, bukan begitu caranya makan buah naga", ujarku. Kemudian ku ambil setengah bagian lain yang tadi dipotong ibu. Kubuka kulitnya dengan hati-hati sehingga terpisahlah kulit dari daging buah naga "gini", kataku kemudian. Ibu hanya ber ooh dengan terus menyendoki bagiannya.

"Salah, kalian salah", tiba-tiba ayah sudah ada di sebelahku. Tanpa dikomando ayah mengambil setengah buah naga yang baru saja ku kupas.

"Cara makan buah naga itu ya dimasukin ke mulut, gini", dan setengah dari setengah buah naga itu lahap di rongga mulut ayah "kalau di cendoki itu caranya ngambil, kalau dilepas kulitnya itu caranya mengupas. Bukan cara makan", hap! Dengan tanpa merasa bersalah sisa gigitan buah naga di tangan ayah kini menyusul kawannya ke dalam mulut. Aku hanya terbengong. Ini yang salah siapa sih?. Tiba-tiba hening dan ada suara jangkrik di dalam kepalaku.

***

Siang ini, seorang teman  cowok mengajakku makan siang di sebuah rumah makan prasmanan sederhana. Ketika aku mengambil lauk semur jengkol dia berkomentar.

"Apa enaknya makan jengkol, ga ada rasanya"

Kulihat ia mengambil petai bakar, maka kubalas komentarnya.
"Emang petai rasanya apa?"

"Ada lah, rasanya manis getar gimana gitu"

Aku hanya menggumam sambil memandangi deretan lauk lain, kira-kira perlu ditambah lauk apa ya?, batinku.

"Jengkol tidak ada rasanya, tidak enak", balasnya lagi.

Sebenarnya aku kesal juga dengan komentarnya, tapi ya sudahlah. Kucoba berdamai dengan keadaan dan kubalas dengan kalimat inspiratif.

"Yah, begitulah. Dalam hidup ini kadang-kadang kita perlu makan sesuatu yang aslinya ngga ada rasanya, kan tinggal dikasih bumbu", Yayyy, ujarku dengan senyum bangga.

"Eh Rin, kamu mau nggak jadi pacarku?"

Dengan wajah tidak terkejut aku membalas pertanyaannya santai.
"Ogah", aku sudah tahu sih kalau dia naksir padaku, bukan kepedean tapi ini fakta.

"Kenapa?", tanyanya sok lugu.

"Aku ngga punya perasaan apa-apa sama kamu", senyumku mengembang.

"Eh Rin. Kayanya, kadang-kadang dalam hidup ini kamu perlu juga punya pacar yang kamu ngga punya rasa apa-apa sama dia deh. Kan tinggal dikasih bumbu, nanti jadi enak"

Tiba-tiba ada suara jangkrik di kepalaku, krik krik krik krik. Kutuang semua isi piringku ke piringnya, dia masih bengong. Yang jelas, aku harus kabur sekarang.

"Eh, Rin! Aku ngga salah ngomong kan?!" Serunya setelah aku keluar dari pintu rumah makan. Dan aku yakin, sekarang jangkrik itu sudah pindah ke kepalanya, krik krik krik krik.

***

Kejadian ini kualami kira-kira 15 atau 16 tahun yang lalu saat masih sekolah jenjang SD. Kegiatan PRAMUKA adalah kegiatan yang kusukai sejak kecil. Dulu, aku kagum pada kakak-kakak pembina PRAMUKA. Hebatnya mereka bisa menciptakan lagu-lagu unik, lucu, ceria dan menghibur. Begitu juga dengan permainan-permainan lainnya. Yang paling kusukai waktu itu adalah baris berbaris. Saat baris berbaris aku akan baris di posisi paling depan. Selain karena bisa melihat kakak-kakak pembina yang ganteng-ganteng #eh, tetapi juga karena tinggi badanku terbilang pendek waktu itu. Makanya nasibku selalu di depan saat baris PRAMUKA, Upacara maupun olahraga.

Nah pada suatu hari, eng ing eng. Kakak pembina mengadakan tebak-tebakan di kelas sebelum kegiatan materi. Pertanyaannya seperti ini.

"Benda kalau dibersihkan biasanya makin bersih. Nah benda ini dibersihkan justru semakin hitam. Benda apakah itu? Yang bisa menjawab kakak beri hadiah"

Beberapa detik tidak ada yang menjawab, kemudian kuberanikan diri untuk mengangkat tangan dan kujawablah pertanyaan itu.

"Papan tulis", teriakku bangga.

"Benar sekali!", kakak pembina yang ganteng itu tertawa lebar, oh senangnya hatiku.

"Ayo maju sini, siapa namanya dek?", idiih aku dipanggil maju.

"Rina", jawabku sok lugu, eh memang masih lugu ding.

"Nah, Rina. Karena kamu sudah menjawab dengan benar. Hadiahnya adalah kamu harus mebersihkan benda itu sekarang sampai bersih"

Seisi kelas tertawa, tapi tidak bagiku. Ada suara jangkrik di dalam kepalaku, krik krik krik krik. Hadiahnya mana dong kak?!

*
Cerita di atas hanya fiktif belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tokoh maupun lokasi kejadian. Cerita tersebut dimaksudkan untuk mejadi hiburan semata, yang merasa terhibur dua mata resiko ditanggung pasien, jangan hubungi dokter. Cukup sekian dan sampai jumpa lagi.

#OneDayOnePost
#FebruaryMembara_Day15

Sumber gambar : https://www.google.co.id/search?q=jangkrik&client=ms-android-asus&prmd=inbv&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiS9Pu_soPLAhUOVo4KHaa4C7sQ_AUIBygB&biw=320&bih=488#imgrc=zXMb1_Pge6Rf4M%3A

Share this:

JOIN CONVERSATION

15 komentar:

  1. hahaha ... habis baca ini jadi ada suara krik krik krik ..

    BalasHapus
  2. hahaha ... habis baca ini jadi ada suara krik krik krik ..

    BalasHapus
  3. Krik.. krik... krik..

    *Suara jangkrik keinjek mbak RIna..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini lagi lebih serem. Hiiii
      Kasian jangkriknya

      Hapus
  4. Krik.. krik... krik..

    *Suara jangkrik keinjek mbak RIna..

    BalasHapus
  5. CCiieee.. Yang habis ditembak. Pasti ceritanya asli.. cciee cciieee.. Hehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditembak? Mau dong di tembak pak polisi ganteng yg nangkep teroris sarinah, wkwkwk

      Hapus
    2. Hahaa.. Hati-hati aja jangan sampai ditembak terorisnya mbak. Hehee..(Just kidding)

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Hahaha Tuh cowok berarti makan dua piring nasi, dg lauk semur jengkol dan Pete bakar..#salah fokus krik..krik

    BalasHapus