Masalah Akar Beringin

"Kubalas nanti, aku sedang tugas"

Pesan panjang yang kukirimkan padanya mendapat respon singkat. Aku hanya membacanya, tersenyum sendiri.

Semalam aku menanyainya banyak hal. Terkadang aku butuh berdiskusi. Dan dia adalah orang yang tepat untuk berbagai macam tema yang ingin kutanyakan. Terkadang aku mencari inspirasi. Dan anehnya meskipun tidak selalu, seringkali hal-hal kecil yang berasal darinya menginspirasiku. Lain lagi jika terkadang aku hanya membicarakan candaan norak dan tidak penting dengannya. Ah, itu dia masalahnya. Jangan-jangan dia bukan orang yang tepat untuk beberapa tema. Tapi aku memiliki masalah dengan kenyamanan.

Kenyamanan ini secara primer justru tertumpah padanya. Kenyamanan dan kebebasan yang tidak bisa dibeli atau diberikan kepada orang lain begitu saja. Anehnya, aku tidak pernah memberikan bibit nyaman itu untuk tumbuh menjelmakan sosoknya. Masalah ini muncul tiba-tiba dan enggan-enggan pergi, ya! Masalah kenyamanan ini.

Hal-hal dari kelas detil maupun umum, bahkan hal gila dan norak untuk dibahas. Bagiku, aku tidak merasa aneh mengatakannya padanya. Aibku, segala sesuatu yang orang lain nyinyir mengetahuinya. Dia tidak tampak peduli untuk mengusik, justru menertawakannya.

Masalah ini entah kenapa semakin hari justru seperti pohon beringin. Kau tau pohon beringin? Yang semakin menua ia semakin kuat dan kukuh. Kau tahu akarnya, menembus congkak-congkak di kedalaman bumi. Akar-akar masalah itu tumbuh setiap hari, menelusup tanpa nyeri, semakin lekat ke dalam hatiku.

Di sela-sela pekerjaanku, aku mengambil handphone dan membaca ulang pesan itu.

"Kubalas nanti, aku sedang tugas"

Bagaimana bisa aku tidak tersenyum.

Dia sibuk. Bahkan aku kini tidak peduli ia bersama siapa. Akan tetapi aku tahu betul, dia akan meluangkan waktunya untukku. Walaupun perbincangan yang tidak bermutu. Ya, dia akan tetap meluangkan waktunya untukku.

Ah, aku belum bilang. Sebab ia mengirimiku pesan itu pagi ini. Karena pertanyaan-pertanyaan semalam belum tuntas, dan dia ketiduran karena ngantuk berat. Bagaimana aku tahu? Tentu aku tahu betul. Aku bukan perempuan yang resah dan bawel ketika lelakinya kelelahan dan lupa membalas pesan.

Kau tahu? Dia lelakiku. Terlepas dia menganggapku apa, aku tidak perduli. Itu urusannya. Aku punya masalahku sendiri, akar-akar yang terus tumbuh setiap hari.

#OneDayOnePost
#FebruaryMembara_Day11

Sumber gambar : https://www.google.co.id/search?q=nyaman&client=ms-android-asus&prmd=inmv&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi4gI3iuPvKAhXUCI4KHXSoAoQQ_AUIBygB&biw=320&bih=488#imgrc=yOrvdi636hPiOM%3A

Share this:

JOIN CONVERSATION

2 komentar:

  1. Nggg.....ciehhhh...saya juga punya orang seperti ini dulu. Tapi berhubung sudah saya nikahi, sekarang kalau ada apa-apa, hal yang sepele sekalipun langsung saya telpon. Hehhehe

    Dinikahi aja mbak Rina. #eh

    BalasHapus