Perpisahan

Apakah menjadi seorang guru itu takdir? Ataukah pilihan? Mungkin  sebuah takdir yang dipilih?

Dicintai oleh anak-anak, dengan cinta mereka yang jujur dan lugu, adalah salah satu dari puisi indah yang sulit sekali disusun.

Menyadari bahwa anak-anak menempatkan kita di salah satu terbaik di hati dan fikiran mereka, adalah lagu-lagu dengan irama yang rumit.

***

Nak,
Kalian tidak tahu bagaimana kami sebenarnya, mungkin.
Kami tampil menjadi idola untuk kalian, kami semua nomor satu di hati kalian, sehingga kalian perlu membuat kotak dengan banyak nomor satu.

Nak, kalian tidak tahu kehidupan kami setelah wajah kalian berpaling bukan, hanya saja kalian perlu tahu bahwa ada bahagia yang tidak bisa ditukar ketika diberi kesempatan untuk belajar dari kalian. Sembari mengenang apakah kami dahulu juga seperti kalian. Penuh rengekan, cari perhatian, bahkan transaksi tawar menawar dalam belajar.

Nak, bahkan ketika kalian menawar pun, kami tetap akan berikan yang terbaik. Karena dari kalian kami belajar banyak kehidupan.

Meski jika nanti waktunya tiba untuk upacara perpisahan. Kita tahu bahwa hati kita mungkin sedih dan gembira. Pada akhirnya kami hanya bisa memberikan doa untuk kebaikanmu, kebahagiaanmu, yang terbaik untukmu.

Meski waktu berlalu, cinta kalian akan menjadi cinta yang bersih tulus, seperti tidak tahu apa-apa selain hal itu.

Nak, apakah kami pernah marah padamu? Jika iya, sudikah kalian memaafkan cecar cecar kami, yang bahwasanya itu hanya sedikit dibanding doa dan harapan ketika sejenak memandangi kalian dalam tawa lugu, canda tanpa tahu malu, dan deru-deru di kelas yang telah mengusir sepi.

Tuhan maha baik hati, mengizinkan kami berbahagia dengan banyak macam kenangan, satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, semuanya - segalanya.

Kami hanya pandai bicara, mungkin.
Kami hanya pandai berharap, sering.
Kami banyak mengumbar doa, meski bukan dalam hening.
Wujudkanlah itu, kebaikan-kebaikan di kehidupanmu, agar menjadi merambahi kebahagian kami.

Nah, tetaplah jadi anak baik.

Salam sayang, gurumu.

Share this:

JOIN CONVERSATION

5 komentar:

  1. Kukira takdir menjadi guru itu...

    BalasHapus
  2. Senang sepertinya ya, disayangi banyak anak

    BalasHapus
  3. Mau di sayang juga hahaha tapi gak bakat jadi guru dan gak mau hahaha

    BalasHapus
  4. Ngena banget nih. Mau nangis tapi lagi di tengah banyak orang.

    Sebenarnya bukanlah guru yg mengajarkan kepada anak2. Melainkan sang guru yg belajar kehidupan dari jiwa anak didiknya

    BalasHapus