Hujan di Bulan September

Engkau dulunya prosa yang seumur hidup sudah kupercayai.
Dari buku-buku yang kubaca berkali-kali.
Dan aku menganggap dunia tak akan berubah tentangmu.
Dan aku percaya apalagi sampai berubah padaku.

Aku masih bertanya-tanya tentang mimpi, atau bukan.

Kau tahu, semua orang bahkan berfikir sama tentangmu.
Dengan segala ketidak utuhan itu.
Meski aku seringkali menduga apakah engkau bagian dari dunia yang fana.
Karena engkau terlampau teguh pada tempatmu, sejak masa dimana aku bisa percaya, dari waktu kelahiran raga dan jiwaku.

Entah waktu atau Tuhan yang mengalahkanmu.
Tapi aku yakin keduanya berkehendak atas hadirmu, kepadaku.

Menjadi sejuk daripada hari-hari yang sebelumnya biasa-biasa saja.
Menjadi teduh daripada terik yang sebelumnya biasa-biasa saja.
Menjadi tenang daripada kemarau yang sebelumnya biasa-biasa saja.

Merubah debu, menjadi embun.
Menghadirkan beku, sedari kegerahan yang sudah sepanjang masa.

Lalu aku menyebutmu.
Sebagai yang terakhir.
Sebagai hujan di bulan September.

Semarang, 25 September 2017
Saat hujan turun di musim kemarau

Pict from : instagram fingerprintofgod

Share this:

JOIN CONVERSATION

1 komentar: