Lucunya syar'i (bag 3)
TIDAK SEIMBANG
Apa reaksi umat muslim ketika ditanya bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Tidak satupun yang enggan, semuanya senang gembira bukan main. Dari anak-anak sampai orang tua dan dari kalangan manapun, semuanya menyambut dengan suka cita.
Renungkan sejenak.
Apakah Ramadhan adalah momentum? Ya, saya setuju jika ramadhan adalah momentum.
Mari kita merenung lagi sejenak.
Apakah perintah berhijab adalah momentum? Ya, saya setuju jika perintah berhijab adalah momentum.
Then, bagaimana bisa 2 hal yang sama-sama momentumnya ini tidak seimbang dalam realisasinya.
Maksudnya?
Perintah puasa Ramadhan sudah ada sejak wahyu diturunkan. Lalu, Ramadhan adalah bulan momentum yang bisa terjadi setahun sekali.
Perintah berhijab sudah ada sejak wahyu diturunkan. Lalu, berhijab adalah momentum yang hanya terjadi seumur hidup sekali.
Persiapan untuk melaksanakan ibadah Ramadhan saja membuat kita rempong seminggu dua minggu sebelum Ramadhan.
Seharusnya, persiapan untuk melaksanakan perintah berhijab membuat kita rempong beberapa tahun sebelum momen itu terjadi.
Kapan momen berhijab yang setahun sekali itu? Apabila datang waktu seorang anak gadis dikatakan baligh, maka dia wajib berhijab.
Momen datangnya kewajiban berhijab ini bersifat spesial, sekali seumur hidup seperti tanggal lahir, rahasia, dan merupakan kewajiban berat.
Apakah puasa di bulan Ramadhan itu berat? Iya berat, namun rasa syukur atas datangnya bulan itu sudah dipersiapkan semaksimal mungkin.
Kenapa berhijab itu berat? Kita tahu jawabannya sekarang. Karena momentum berhijab seorang gadis tidak dipersiapkan oleh ayahnya, ibunya, keluarganya, saudara-saudaranya.
Katakanlah seorang gadis dilatih berhijab satu tahun saja sebelum ia baligh, dimanapun ia berada. Entah di rumah, di sekolah, di pasar, selama bertemu dengan yang bukan muhrimnya.
Siapa yang menjadi rujukan pertama? Ibunya, ayahnya, keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar