Berdiri Sejak Kau Mendua


Sakit hati tentu, ketika seseorang diduakan. Apapun itu, tetap saja sebuah bentuk pengkhianatan. Lucunya, kata Dylan : patah hati itu potensi, setidaknya dengan begitu kau bisa bikin puisi. Kurang lebih begitu. Bagaimana kalau bukan sekedar puisi?

Ada sebuah warung yang cukup menggelitik di pasar dekat rumah. Lebih jelasnya, ini warung kaki lima yang beroperasi mulai jam delapan atau sepuluh malam, hingga dini hari. Tidak jelas tepatnya jam berapa warung ini tutup, mungkin sampai stok dagangan habis.

Yang mereka jual adalah, makanan cepat saji seperti : mie goreng, mie rebus, cap jay, kwetiaw rebus dan goreng. Menu-menu semacam itulah.

Melenceng jauh dari kalimat pembuka. Entah kalimat ini benar adanya atau sebuah strategi berjualan. Akan tetapi meninggalkan beberapa pesan yang cukup menggelitik juga.

Di bagian spanduk warung ini, tertulis : Bang Bros, berdiri sejak kau mendua.

Saya tertawa, tepatnya tersenyum simpul menemukan warung yang sering saya sambangi ketika kehabisan menu makan malam di rumah atau ketika bosan dengan nasi di rumah.

Kenapa kalimatnya seperti itu? Tidak cukup meyakinkan juga bila pemilik warung mendirikan warung mie ini gara-gara 'diduain'. Yap, sebenarnya pedagangnya memang laki-laki single.

Jika ini sebuah strategi pemasaran, saya rasa cukup ampuh juga. Nyatanya warung ini cukup laris setiap malam.

Dan ada pesan lain di kalimat spanduk itu : BERDIRI SEJAK KAU MENDUA. Menurut saya, seperti yang dikatakan Dylan, patah hati bisa membuat seseorang bangkit bahkan lebih baik dari sebelumnya. Dan, bisa saja membuat seseorang menjadi tahan banting, tidak mudah loyo.

Dan jika bukan soal patah hati, tentunya spanduk nyleneh semacam ini dapat mendongkrak omset penjualan. Karena, ia beda, punya brand unik, dan mudah dikenali.

Seperti juga self branding bagi seorang penulis. Saya lalu berfikir, apa yang bisa melejitkan saya melalui self brand? *mikir

#ga ada pict, lupa motoh

Share this:

JOIN CONVERSATION

2 komentar: