Hujan dan Sepatu
Hujan deras turun di bulan Juni. Tidak biasa, istimewa, menyejukkan dan juga asing. Orang-orang memakai baju dalam tambahan, memakai kaos kaki yang lebih tebal, menyiapkan payung-payung tambahan serta jas hujan. Tentunya menyiapkan uang lebih untuk mengantrikan kendaraan di depot pencucian mobil dan motor.
Hujan turun siang hari, dimana seharusnya cuaca terasa panas dan gerah di bulan pertengahan tahun. Anak-anak SD pulang dengan berlari-lari kecil. Mereka memasukkan sepatu mereka ke dalam tas atau kantong plastik.
Kenapa sepatu itu tidak dipakai, justru beralih fungsi dari alas yang harus melindungi, menjadi barang yang harus dilindungi. Bukankah sepatu seharusnya melindungi kaki, sebagai alas agar kegiatan berjalan baik-baik saja ketika kaki terlindungi? Ini kok sebaliknya. Sepatu disimpan rapat-rapat di dalam tas atau kantong plastik, sementara kaki justru telanjang dan kehujanan.
Mengalahkan hujan? Siapa yang akan menang. Sepatu harus dipakai lagi esok hari untuk sekolah. Iya kalau masih punya sepatu lain sehingga bisa digunakan bergantian. Bagaimana kalau hanya memiliki sepasang sepatu. Maka itulah solusi. Hujan akan tetap turun, kita hanya punya satu sepatu. Ada dua pilihan yang bisa diambil. Tetap berada di sekolah sampai hujan reda, atau menyimpan sepatunya agar tak basah. Atau ditambah lagi satu pilihan lain yaitu, mengorbankan sepatu dibasahi hujan dan becek. Dengan konsekuensi kita tidak bisa menggunakannya besok.
Siapa yang bisa mengalahkan hujan? Kita yang harus mengalah atau kita bisa menentang dengan konsekuensi tertentu?
Itulah solusi, saat keadaan memaksa kita menepi dari keeksisan kita kepada dunia. Saat kita punya kekuatan lebih, baru kita bisa sesekali menantang keadaan.
Bukankah mengeringkan kaki yang kebasahan air hujan lebih singkat daeipada mengeringkan sepatu lembab di suhu yang terus mendung? Only my opinion.
Keep strong and keep smile.
Aku bangeeet...kalau hujan pas pulang dr ngajar di gunung, terkadang nyeker, sepatu masuk bagasi motor...hehehe
BalasHapusBawa sandal, kaka. Ainayya engga tahan jika engga pake alas kaki
BalasHapus