Sugestif saintis
Tidak tahu sebenarnya yang benar mana, bagiku tidak ada yg lebih lezat dibandingkan cokelat. Cokelat asli maksudku, yang belum dicampur butter maupun susu. Cokelat asli yang rasanya pahit aneh itu.
Menurut sains biji coklat memberikan efek relaksasi untuk otak. Makanya ketika aku baper, aku akan segera meluncur ke warung terdekat untuk membeli cokelat. Sayangnya, kebanyakan jajanan dengan label chocholate yang banyak beredar itu terlalu banyak butter, gula, penguat rasa dan ekstrak aroma cokelat.
Meski benar cokelat memiliki efek seperti disebutkan diatas, namun aku menjadi ragu perihal coklat yang beredar itu. Lalu masihkah bisa memberikan efek relaksasi dan refreshing bagi otak ku. Atau yang ada malah otak ku tersumbat berkat bahan pengawet dan serba serba kimia yang terkandung di jajanan itu.
Mirisnya, meski aku tahu kandungan cokelat cokelat imitasi itu, aku tetap memakannya, tetap menikmatinya dan tetap mencarinya ketika merasa penat. Jadi ini sugestif atau saintis kah?
Ah, sungguh terlalu
#OneDayOnePost
#HariKetujuh
Saya teuteup penggemar coklat-coklatan alias coklat imitasi loh... Susah move on dari pesona coklat-coklat ituh...
BalasHapusSugestif yang kini mengabaikan sainstis.
BalasHapusAku lebih suka keju daripada coklat :v
BalasHapus#syapa yg tanya .. Haha
Salam literasi Mb Rina ...
Main ke blog-ku yuk ;)
my inspiring valley; zahidaannayra.blogspot.com
Ku tunggu hadirmu :)
Istri saya juga suka banget sama cokelat..
BalasHapusKalau saya nggak begitu suka, karena sering nempel di gigi, nggak enak... Hahaha
Saya suka coklat meski nempel di gigi, haha
BalasHapusMeskipun initasi, yah, engga tau knp bisa begitu memesona