Jumat, 29 September 2017

Cerita dari Masal Lalu

Kemarin pagi, saya di tag oleh salah seorang teman dari masa SMA di facebook dalam sebuah kiriman berisi foto dan video.

Di dalam status facebook tersebut, dia mengatakan tentang salah satu tokoh fiksi dalam sebuah (hampir) novel yang waktu itu saya tulis di buku binder, yaitu seekor lele mutasi genetik yang berubah menjadi monster.

Kemudian dua orang teman SMA lainnya ikut nimbrung dalam komentar. Mereka ternyata mengingat tulisan yang saya buat sekitar tahun 2007 itu. Tulisan tersebut saya tulis ketika duduk di kelas X SMA.

Sudah 10 tahun berlalu sampai sekarang, ternyata masih ada yang mengingat tulisan saya waktu itu. Padahal cerita tersebut saya tulis tangan dan tulisan tangan saya tergolong jelek dibanding teman-teman lainnya. Waktu itu saya sedang gandrung sekali dengan film Harry Potter dan film-film sains fiksi lainnya.

Karena saya hidup di pesantren sejak tibgkat SMP, saat liburan saya benar-benar memanfaatkan waktu untuk bisa menonton film-film di layar kaca favorit yaitu TRANS TV. Ketika itu, TRANS TV menayangkan film-film hollywood mulai jam 8 atau 9 malam. Dari sanalah akhirnya saya mendapat banyak isnpirasi dan berefeklah hobi berkhayal.

Namun, meskipun jelek. Dulu, buku binder kesayangan itu hampir sebulan lebih tidak kembali ke tangan saya. Sebabnya, karena buku binder tersebut melanglang buana dari tangan satu teman ke teman lainnya. Bahkan kakak kelas XII juga banyak yang ikut membaca.
Awalnya cerita tersebut baru selesai setengah dan buku binder kesayangan saya sudah beredar kemana-mana. Alhasil banyak diantara mereka yang sengaja bilang kepada saya untuk menyelesaikan cerita (hampir) novel tersebut. Bahkan ada yang minta saya menceritakan dulu bagaimana akhir kisahnya karena penasaran. Tentu saja saya tidak mau. Dan untung saja saya tidak mau, mungkin kalau saya mau menceritakan kepada mereka bagaimana potongan selanjutnya maka saya tidak akan menyelesaikan tulisan itu. Dan memang, pada akhirnya buku binder itu kembali dan saya menuliskannya hingga akhir.

Setelah tulisan sains fiksi tentang lele yang bermutasi genetik itu tamat. Saya merasa mendapatkan semangat dari teman-teman yang membaca tulisan saya. Saya kemudian menuliskan lagi sebuah cerita tentang kehidupan di tempat antah berantah.

Berasal dari ide di tahun 2008, cerita tersebut sekarang sedang saya coba tulis kembali di blog dengan judul QUMLI TUPROQ, meskipun saat ini masih tersendat dan belum selesai.

Meski begitu, saya ingin terus menulis. Meski sudah 10 tahun berlalu, kenangan teman-teman di SMA tentang tulisan sains fiksi maupun tulisan lainnya saya rasa masih membekas.

Benar apa yang para penulis hebat katakan. Teruslah menulis maka tulisanmu akan menemukan pembacanya sendiri.

3 komentar:

  1. Teruslah menulis maka tulisanmu akan menemukan pembacanya sendiri. *noted.

    Semangat selalu Kak😊

    BalasHapus
  2. Iya...mana itu Qumli tumproq, pernah baca sepertinya

    BalasHapus
  3. Kereeeen. Jadi pengen baca juga kisah lelenya.

    BalasHapus